Bismillahirramaniirahim,
Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh,
Semangat pagi,
salam Mahasiswa !
Teman-teman saya
ingin berbagi sedikit cerita mengenai “Kejujuran”.
Bagaimana jika
saya bertanya kepada teman2 mengenai “kejujuran” ?
Rangkainan huruf
bermakna, yang luntur berangsur... ?
Entah karena
tertimbun atau sengaja ditimbun ?
Tapi Ia masih ada
dimana – mana ? , segala sudut kampus... jadi abadi di dinding-dinding
beruntung atau di lembar soal membingungkan yang biasanya tertulis “kerjakan
dengan jujur” setelah point berdoalah sebelum mengerjakan ujian. Bahkan menjadi
alarm otomatis berulang yang disuarakan oleh dosen kita di jeda sebelum ujian
memulai garis startnya.
Bosan karena
hanya selalu menjadi kata “sekedar” tak masuk dalam jiwa, seperti abadi yang
mati. Kemana hati ? mengapa tak masuk dalam pribadi ? begitu sulitnya ia
bersahabat dengan kami atau kami yang mendiskriminasinya.
Banyak alasan
kokoh katanya, salah satunya penilaian juga pencapaian.
“Jaman sekarang
kalau kita jujur, tidak akan bisa meraih nilai terbaik bukannya mujur malah
ancur”
“Gimana nasib
nilai kita nanti ?”
“tapi..,masa
depan ditentukan dari nilai pendidikan kita kak ? “
“Rugi
dong..kalau yang lain bisa mencontek kenapa kita tidak ? “
“Niat saya baik,
Saya ingin membahagiakan orang tua saya”
“Sekarang kan
jamannya instan, mengapa harus bersusah-susah ? ”
“ini kan hanya
mencontek, tak usahlah dibesar-besarkan”
Pertanyaan dan
pernyataan itu menjadi tembok kokoh yang justru secara tidak langsung menjadi
sugesti kepada kita untuk dengan mudah bahkan semakin senja akan berujung
menjadi “candu” untuk terus melakukan perbuatan itu. Iya, mencontek merupakan
salah satu akar masalah yang bisa menjadi pohon masalah jika tidak segera di
tumbangkan.
Sebelum Membahas
lebih lanjut tentang budaya “mencotek” yang telah mengakar dalam budaya pendidikan.
Yuk kita bahas terlebih dahulu mengenai harumnya “Kejujuran”.
Kejujuran..
Gimana menurut
teman-teman ? mendengar saja sudah menenangkan bukan? Hehe
Jujur atau dalam
bahasa arab kita kenal dengan istilah ash
shidqu atau shiddiq memiliki arti
benar. Hal itu dapat diartikan pula bahwa jujur merupakan kesesuaian dan kebenaran dari suatu niat
(berasal dari hati), perkataan, perbuatan yang sesuai dengan kenyataannya.
Sedangkan menurut KBBI Kejujuran berasal dari kata “jujur” yang berimbuhan ke-
dan –an dimana memiliki arti lurus hati, tidak berbohong, tidak curang, tulus
atau ikhlas.
Teman-teman tau
tidak ? bahwa Jujur ini juga merupakan salah satu dari julukan Nabi kita yang
Mulia Nabi Muhammad Shallalluhu ‘Alaihi Wa sallam. Begitu indah dan
menyejukkannya kepribadian Beliau. “Rahmatan lil alamin” rahmat bagi seluruh
alam dan suri teladan yang baik bagi seluruh ummat di singgasana bumi.
Oleh karena itu sudah sewajibnya kita sebagai ummat Nabi Muhammad untuk mencintai dan membuktikan kecintaan kita terhadap beliau dengan mengamalkan kebaikan akhlak beliau termasuk bersikap “jujur”.
Dalam Hadist
dari sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud
radhiyallahu ‘anhu dijelaskan keutamaan dalam bersikap jujur dan
bahayanya bersikap dusta. Ibnu Mas’ud menuturkan bahwa Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
“Hendaklah
kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan
mengantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkankan pada
surga. Jika seseorang senantiasan berlaku jujur dan berusaha untuk jujur maka
dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian
dari berbuat dusta karena sesunguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan
dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta
dan berupaya untuk berdusta, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta”
(HR. Muslim no. 2607).
MasyaAllah :) dari hadist diatas dapat kita
ketahui bahwa dengan perubuatan jujur itu justru akan membawa keberkahan, rahmat dan keridhoan
bagi kita dari Allah SWT, tentunya juga akan mendapatkan kebahagian baik di
dunia maupun di akhirat. Jadi mau bagaimanapun hasilnya tentu sudah dijamin
dong sama Allah, dijamin mendapatkan yang terbaik. Yuk Semangat Jujur :)
O iya kita balik
lagi ke pembahasan sembelumnya ya “budaya mencontek di pendidikan kita”
Teman2
seringkali kita menemukan kejadian seperti itu bukan ? mau di bangku sekolah
dasar, sekolah menegah pertama, sekolah menengah atas bahkan di dunia mahasiswa
yang notabennya tercoret sebagai generasi muda penuh perubahan, generasi
harapan bangsa, generasi dengan kemewahan idealisme terbaik “periode keemasan
seorang pelajar” pun masih ditemukan budaya tersebut.
Menyedihkan bukan
? Tidakpapa ini hanya masalah sepele
Iya benar
masalah sepele yang menjadi akar masalah dari pohon-pohon masalah yang kini
rimbun di negeri kami. Mengapa bisa seperti itu ?
Teman-teman kita
tentu tau bahwa benar perbuatan mencontek itu merupakan perbuatan negatif bisa
dibilang kita sama saja melakukan “kecurangan” menghalalkan segala cara untuk
mendapatkan sesuatu yang di inginkan? Semisal nilai yang sempurna atau hanya
sekedar nilai yang lumayan ? sama saja bukan ?
Rasanya seperti
mengiris terigu,
Saat kita selaku
mahasiswa penuh kebebasan yang melakukan aksi, seruan atau segala hal lainnya
terhadap tindakan keji para pejabat pelaku korupsi, kita tentu harus berkorban
dengan bijaknya. Dengan rela kita membolos kuliah, menyiapkan materi, massa,
strategi, perizinan, spanduk-spanduk manis bermessage kritis dan lain
sebagainya..ya ini seakan menjadi tugas mulia para malaikat pecandu kebenaran
dan kebebasan dari perwakilan suci seluruh rakyat di negri kami, Iya ini
kita..seorang mahasiswa dengan idealisme. Tapi, pernahkah kita berfikir ulang
bahwa banyak dari kita yang secara tidak langsung “diam-diam” juga mempelajari
cara untuk melakukan korupsi ? iya, salah satunya mencontek. Tak jauh beda
kawan.. Sama – sama menginginkan hasil yang baik, nilai yang sempurna dan besar
secara instan tanpa mau berusaha bedanya hanya di nominalnya kita koma dua
angka sedang merekan bisa sampai berjuta koma dan angka hehe..
Bagaimana teman
? tentu kita pasti tidak mau disamakan kan dengan para pejabat korup (mengambil
hak yang bukan milikinya/musuh dari raga di negeri ini) ?
Teman
seperjuangan, dalam agama islam pun kita dilarang berbuat kecurangan
Nabi Muhammad
shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
“Barangsiapa
yang menipu kami, maka ia tidak termasuk golongan kami”.
(HR. Muslim no. 101,
dari Abu Hurairah).
Ini dapat kita
artikan pula bahwa setiap orang yang menipu, berbuat curang, mengelabuhi
dikatakan oleh Nabi bukanlah termasuk dari golongan beliau, secara tidak
langsung kita telah diancam bisa saja mendapatkan dosa yang besar. Naudzubillah..
Teman..tak hanya
bersejarah berdasarkan paragraf diatas namun nyatanya, realitanya dan faktanya
dengan menyontek kita pun justru mendatangkan sisi negatif bagi diri kita salah
satunya lunturnya kepercayaan pada diri sendiri. Andaikata kita terus
bergantung pada seseorang lama-kelamaan akan menjadi candu nahh kalau sudah
candu susah deh lepasnya dari dia..semakin lama kita bergantung pada teman
kita, catatan kecil ditangan, di selarik kertas, smartphone di tempat pensil,
kertas kecil disepatu atau segala macam lainnya yang kita gunakan saat ujian
kompetensi semakin tumbuh kepercayaan kita padanya yang justru akan memendam
sedikit demi sedikit rasa percaya pada diri kita sendiri, padahal barangkali
saat ujian jawaban kitalah justru yang benar ? Nah Gimana dong
? Rugi juga kan ? hehe
Jadi Teman-teman
mau tau ga ? Caranya agar kita tidak Rugi ?
Ada 3 point yang
bisa kita lakukan nih, Ringkasnya “Ikhtiar, Berdoa, dan Tawakal”
Dengan syarat
ke-3 nya harus berimbang ya :)
Ikhtiar atau
berusaha, tentu sudah kewajiban kita sebagai mahasiswa untuk belajar bukan ? belajar
tentu tak boleh diabaikan. Teman2 disini belajar merupakan salah satu usaha
yang sungguh seharusnya melekat pada setiap jiwa pemuda. Seperti salah satu
syair berikut
Catatan Untuk
Mahasiswa
Najwa Shihab
Jika idealisme ialah kemewahan yang hanya dimiliki
Pemuda
Akan di isi apa periode kalian sebagai mahasiswa
Belajar tentu keharusan yang tak boleh diabaikan
Namun merugilah jika belajar di sempitkan semata
perkuliahan
Nikmati kehidupan kampus dengan terus mengasah,
Jangan habiskan waktu dengan terus berkeluh kesah
Karena Kalian adalah anak-anak muda pilihan,
Yang berkesempatan merengguk dalamnya sumur
pendidikan
Bacalah sebanyak-banyaknya buku, Jangan main gadget
melulu,
Kongko kongko tentu boleh saja, Apalagi jika di
sekertariat organ mahasiswa
Kenali sebaik-baiknya temanmu
Hayati masyarakat disekelilingmu
Agar kampus tak menjelma menjadi tembok yang
memenjarakanmu
Beranilah mengambil pendirian dalam banyak
persoalan,
Anak muda kok sudah hobi cari aman dengan bersikap
netral-netralan
Tinjaulah pemapanan dengan keplan tangan, Lawanlah
kejumutan dengan kenekatan,
Membuat trobosan jangan takut jatuh dan terantuk
dengan terbentur kau akan terbentuk
Sebab Indonesia memang ditemukan dan diUSAHAKAN oleh
anak-anak muda,
Kalian pulalah yang semestinya memperbaharui tanah
air kita
Dalam Al-Quran
pun sudah dijelaskan
“Sesungguhnya
Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka
sendiri” (QS. Ar-Ra’d : 11).
Ingatkah juga
teman dengan selogan “Man Jadda WaJada”
yang artinya “Barangsiapa yang bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkan hasil”
atau pepatah “where there is a will there
is a way” dimana ada kemauan pasti disitu ada jalan. Tidak ada yang sulit
jika kita mau berusaha dengan keras, cerdas dan ikhlas...Yuk usaha aja dulu
karena sungguh usaha tak akan pernah menghianati hasil. Allah SWT pun sangat
menyayangi hambanya yang senantiasa berusaha ia tak melihat dari apa yang kita
capai tapi justru bagaimana ia melihat kita saat mencapai sesuatu. Bagi-Nya
sungguh itu lebih baik daripada seluruh pencapaian terbaik yang didapat dengan
usaha yang penuh dengan keburukan. Dengan berusaha inilah juga cara kita
mensyukuri segala potensi yang telah Allah berikan kepada kita dengan
memanfaatkannya untuk kebaikan.
Bagaimana teman
? Selamat berusaha dengan cara terbaik ya..jangan sampai padam ! Api tak pernah
berhenti menyala bahkan hingga ia menjadi abu.
Usaha memang tak
boleh padam tapi doa pun juga tak boleh surut,
“Berdoalah
kepadaku-Ku, Maka aku akan Mengabulkannya,”
(QS. Al Mu’minun : 60).
“Dan apabila
hamba-hamba-Ku bertanya tentang Aku, Maka jawablah bahwasannya aku dekat. Aku mengabulkan
permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah
mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu dalam kebenaran”
(QS. Al-Baqarah :
186).
Teman..doa
merupakan senjata terbaik bagi setiap muslim tak ada jawaban yang lebih indah
selain ketika Allah menjawab hamba-Nya dari doa yang senantiasa terangkasa,
tentu pasti kita akan mendapatkan
jawaban terbaik dan terindah jikapun tak sesuai dengan harapan kita pastilah
Allah justru memberikan yang jauh lebih baik.Sungguh Allah lah yang Maha
Mengetahui yang terbaik bagi setiap hamba-Nya.
Tawakal dan
terus berdoa,
“Kemudian
apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah,
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal pada-Nya”
(QS. Al Imran
: 159)
Teman..tawakal
juga sangat berperan penting dalam kehidupan kita, bagaimana tidak jika kita
lelah tentu dengan bertawakal dan berserah diri hanya kepada Allah lah tempat tersejuk
bagi setiap hamba-Nya. Disini kita menaruh rasa yakin dengan sangat tinggi
bahwa sehebat apapun usaha dan doa yang telah kita lakukan keputusan dan amanah
yang terbaik hanyalah milik-Nya. Allahlah yang mengatur seisi alam dan segala
permasalahannya..bahkan Allah pun yang akan menjamin diri kita sendiri mulai
dari rizki dan segala kerumitan kehidupan kita. Jadi apa yang perlu
dikahwatirkan ? jika kita telah berdoa dan berusaha dengan cara yang baik ?
Apapun hasilnya maka itu tetap yang terbaik dari Allah :)
Jadi Santuy aja
yaa
“Allah kan Maha
Adil jadi apa yang harus kita adili ?”
Yuk Belajar
Jujur ! pelan-pelan saja hehe
Kita bisa mulai
dari hal terkecil kan ? seperti belajar jujur saat ujian kompetensi. Ujian ini
sebenarnya ajang untuk mengukur sejauh apa kita telah memahami apa – apa yang
telah kita pelajari selama mendalami sumur pendidikan atau mengetahui apa yang
sebenarnya kita minati jadi lebih baik kita coba dengan benar-benar
kemampuan murni kita bukan ?
Teman yuk
yakinkan diri kita lagi untuk senantiasa berbuat jujur J ada satu ayat yang moodbooster
banget nih
“Maka
barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat biji zarrah, niscaya dia akan melihat
(belasan)nya, dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrah,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya.”
(QS Al Zalzalah : 7-8).
Yuk pegang
prinsip diatas
Nah Teman jika
kita mengerjakan sesuatu dengan usaha yang baik tentu kita juga akan
mendapatkan keberkahan setelahnya meskipun tak semua langsung berwujud nyata,
sebaliknya jika kita mengusahakan seuatu dengan usaha yang tidak baik
rasa-rasanya justru sangat mustahil untuk mendapatkan kebaikan dan keberkahan
meskipun niat kita baik..Masa iya Allah mau ngasih kita kebaikan sedang kita
meraihnya dengan jalan keburukan ? niat yang mulia haruslah juga diikuti usaha
yang mulia bukan ?
Masalah nilai
bukan kah itu bukan segalanya ? nilai memang penting tapi bukan segalanya, kita
bukan robot-robot industri pendidikan yang diwajibkan meraih seluruh nilai
dengan sempurna atau bukan juga robot industri pendidikan sebagai mesin dengan
penghasil uang yang ringkih melalui dasar nilai-nilai pendiddikan yang menipu ?
tentu saja ke sportifan para pejuang kompetisi seolah hilang akal, mengakali
segala cara untuk mendapatkan yang terbaik, kalau begitu ini bukan kompetisi.
Kita harus faham bahwa pendidikan bukan hanya sekadar meraih nilai tertinggi,
sempurna, lulus cumlaude lalu bekerja. Pendidikan memiliki nilai lebih tinggi
dari pada hanya sekedar angka di selembar kertas apalagi jika diperoleh dengan
cara yang tidak baik, seperti nilai kosong diatas materi membosankan.
Pendidikan setidaknya memiliki makna lebih dari itu, semisal pendidikan
karakter beritegritas memegang teguh nilai “kejujuran”.
Tak mengapa
kawan, cobalah lebih jujur pada diri kita sendiri bersikap sopan pada ibu
pertiwi jangan menambah bungkuk punggung beliau dengan menjadi benih-benih para
koruptor. Tak ada kesuksesan tanpa perjuangan bukan ? kalau begitu ini saat nya
berjuang J tak perlu
khawatir kapan api itu benar-benar padam nyatanya akan terus berkobar selama
hati dan jiwa kita terbuka, selama langkah kita masih melangkah, catatlah dan
fotolah jejak jejak tegak tulang rusuk bumi pertiwi.
Kobarkan dan
kabarkan pada seluruh sahabat pemuda bahwa keberanian bersikap jujur adalah
Nyawa dari peradaban harapan bangsa ! .
Terimakasih
Semoga bermanfaat :)
(SMG/A)
Komentar
Posting Komentar