Langsung ke konten utama

"Bukan Manusia dengan Super Memori"


#opini #indie #cerita #mimpi #menulis

Surutnya tahun ini tersebab hari yang tak pernah mengalah untuk menyerah, bagaimana mereka bisa begitu menyenangkan selalu bersemangat untuk berganti nama.. mungkin ia tak sabar untuk menanti tahun baru yang kaya akan doa atau mereka punya tanggal yang tercatat pasti , menyudutkan mereka untuk tak berhenti di satu angka dalam dua belas bulan itu.                     

Lalu Bagaimana dengan saya ?

Mengapa seolah masih mengolah arah ? tak ada yang salah memang..tapi berjalan tanpa peta di sini rasanya sangat melelahkan untuk manusia yang serba terbatas seperti saya. Jalan – jalan yang telah direncanakan habis dimakan hujan tak ada papan petunjuk seperti dijalan tol bahkan lampu lalu lintas kebingungan untuk menentukan warnanya. Kata – kata yang dulu membakar tiba-tiba saja hilang dari akarnya.  Benar memang “Manusia bukan makhluk dengan super memori” kata rintik sedu disalah satu episodenya. Adakalanya manusia lupa pada apa-apa yang ingin ia gapai sepenting apappun itu, benar juga jika tak ada yang abadi pada apa-apa yang difikirkan sedalam apapun itu. Nyatanya saat tertidur manusia dengan mudah bisa melepas keributan di isi kepala yang sulit diatur.

Lalu bagaimana nasib sekotak asa ?

Seperti yang dikatakan oleh Pramoedya Ananta Toer “Menulis adalah bekerja untuk keabadian, dikenang sepanjang masa, dan perlawanan terhadap mereka yang sengaja melupa” Sebab itu sekotak asa yang sudah selayaknya singgah dalam laci abadi sudah seharusnya tertulis, sesederhana apapun itu, tak apa jika nantinya akan  serupa anak berusia 3 tahun yang masih labil menyusun kata, tapi setidaknya ada keberanian yang tak akan kehabisan stok, hati sebagai tintanya dan mimpi yang tak terbatas logika. Seperti mereka tanpa takut mencoret dinding di seluruh rumah yang sekilas menjadi garis tak jelas tapi memiliki makna yang tak terbatas.

Jika menulis mampu melawan lupa, maka biar mimpi itu tertulis supaya tak lagi kebingungan saat ditanya dengan pertanyaan yang membosankan mengenai mimpi, tujuan hidup, cita-cita atau apapun  itu terlebih pertanyaan itu tak asing muncul pada diri sendiri di fase“Life Quarter Crisis”.  Catatan dan perencanaan kecil mengenai mimpi akan menjadi teman yang menjawab semua pertanyaan itu, pengingat saat penat, dan tentunya sebagai arah menghitung langkah. Sebab siapa juga yang bisa menjamin waktu jika ternyata mereka hanya kumpulan angka fana yang mengikis memori tanpa izin. Jika menulis dapat mengenang sepajang masa, maka biar juga proses yang merampas waktu itu tertulis dalam kanvas supaya tak perlu menunggu musim hujan untuk menciptakan ruang waktu sekadar mengenang proses manis yang tak dapat diukur muaranya. Jika menulis tentang keabadian maka biar mimpi-mimpi itu tetap abadi meski tanpa tuannya. 

 

1.47 (21.08.20) 

(A/UGN)

Komentar

  1. Menulis juga merupakan bentuk dari self healing ❤
    Semangaaat para penulis dengan latar belakang alasan masing² mengapa mereka menulis ❤

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dampak Pandemi terhadap Peningkatan Prevalensi Triple Burden of Malnutrition dan Strategi Pencegahannya

    Pandemi COVID-19 yang terjadi di berbagai negara termasuk di Indonesia memberikan dampak dibeberapa segi kehidupan, salah satu diantaranya potret gizi di Indonesia. Selama pandemi berlangsung terdapat beberapa kebijakan pemerintah   terkait dengan pembatasan mobilitas sosial mulai dari PSBB (Pembatasan Sosial Bersakala Besar) tahun 2020 hingga PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) ditahun 2021, tentunya pembatasan mobilitas berefek pada beberapa kegiatan pelayanan kesehatan di masyarakat seperti kegiatan POYANDU (Pos Pelayanan Terpadu) baik balita atau lanjut usia, penyuluhan kesehatan ataupun kegiatan sosial lainnya. Berdasarkan survey Litbangkes (2020) kegiatan pelayanan kesehatan dan gizi di masa pandemi sebesar 43,51% tidak ada (tidak jalan), 37,23% berkurang, 18,7% tetap dan 0,56% meningkat selain itu persentase kunjungan PIS-PK (Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga) sebesar 43,07% berkurang. Secara tidak langsung pembatasan sosial te...

HASTAG DARI IBU JARI (#)

#Opini Bimillahirrahmanirrahim, Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Semangat Pagi ! Salam Mahasiswa ! Teman-teman, media sosial merupakan wajah dari hak setiap individu untuk dapat berpendapat, berekspresi, berbagi setingkat tangga dunia. Sesederhana satu kata, satu bait, atau hanya sekedar satu tagar sungguh tak asing lagi jika kata yang terketik pada mesin ketik sederhana itu bisa dengan mudah langsung mewarnai kota sosial media, membuka pikiran seluruh dunia untuk dapat secara sepihak sepakat sependapat dalam satu peryataan yang seharusnya kita pertanyakan terlebih dahulu hakikatnya, tentu hal tersebut sebagai filter terhadap diri kita untuk dapat dengan sebaik mungkin mencerna tuntas informasi yang ada sebelum pada akhirnya menerima dan merepostnya . Ya..itulah fakta hebat dari dunia soaial media. Kita pun perlu berhati-hati dalam mengunggugah jangan sampai menimbulkan perpecahan, Teman..taukah? salah satu dari seorang aktivis dari kalangan fenimisme Yasmine ...

Review Jurnal "Hubungan Ketidakmerataan Pendapatan dengan Konsumsi Gizi”

Review Jurnal   “Tingkat Pendapatan, Kecukupan Energi dan Hidden Hunger dengan Status Gizi Balita”              Status gizi merupakan keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dari makanan dengan kebutuhan zat gizi usia orang tersebut, jenis kelamin, aktivitas tubuh dalam sehari, berat badan, dan lainnya (Harjatmo dkk, 2017). Ada tiga indeks yang dapat menggambarkan status gizi balita yaitu indeks berat badan menurut umur (BB/U) menggambarkan kondisi underweight , tinggi badan menurut umur (TB/U) menggambarkan kondisi stunting, dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) menggambarkan kondisi wasting . Berdasarkan hasil pemantauan status gizi tahun 2016, persentase balita di Provinsi Bengkulu berdasarkan indeks BB/U 8,4%, indeks TB/U 22,9% dan indeks BB/TB 12,4% (Kemenkes RI,2017).