Langsung ke konten utama

Postingan

Permasalahan Pangan dan Gizi di Indonesia

 Permasalahan Gizi di Indonesia “Pembangunan ketahanan pangan dan gizi sangat kompleks dan dalam penanganannya memerlukan kerjasama yang harmonis dari multi sektor.” Tak hanya pembangunan ternyata permasalahan ketahanan pangan dan gizi pun juga kompleks Berdasarkan beberapa sumber refrensi yang telah saya baca, saya beropini bahwa untuk permasalahan pangan diantaranya ; 1.       Meningkatnya permintaan akibat dari pertumbuhan laju penduduk yang sangat pesat 2.       Terpaku pada satu jenis makanan pokok saja, saat ini masyarakat indonesia masih terpaku pada satu jenis makanan pokok berupa beras. Berdasarkan data pola konsumsi beras/nasi didapatkan presentase sebesar 60% dimana idealnya hanya 50% agar dapat hidup lebih sehat , aktif, dan produktif. Untuk itu perlunya mengubah pola pikir masyarakat bahwa beras bukan merupakan satu-satunya sumber pangan karbohidrat dimana juga diimbangi dengan himbauan untuk meningkatkan potens...

Review Jurnal "Hubungan Ketidakmerataan Pendapatan dengan Konsumsi Gizi”

Review Jurnal   “Tingkat Pendapatan, Kecukupan Energi dan Hidden Hunger dengan Status Gizi Balita”              Status gizi merupakan keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dari makanan dengan kebutuhan zat gizi usia orang tersebut, jenis kelamin, aktivitas tubuh dalam sehari, berat badan, dan lainnya (Harjatmo dkk, 2017). Ada tiga indeks yang dapat menggambarkan status gizi balita yaitu indeks berat badan menurut umur (BB/U) menggambarkan kondisi underweight , tinggi badan menurut umur (TB/U) menggambarkan kondisi stunting, dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) menggambarkan kondisi wasting . Berdasarkan hasil pemantauan status gizi tahun 2016, persentase balita di Provinsi Bengkulu berdasarkan indeks BB/U 8,4%, indeks TB/U 22,9% dan indeks BB/TB 12,4% (Kemenkes RI,2017).

"Bukan Manusia dengan Super Memori"

#opini #indie #cerita #mimpi #menulis Surutnya tahun ini tersebab hari yang tak pernah mengalah untuk menyerah, bagaimana mereka bisa begitu menyenangkan selalu bersemangat untuk berganti nama.. mungkin ia tak sabar untuk menanti tahun baru yang kaya akan doa atau mereka punya tanggal yang tercatat pasti , menyudutkan mereka untuk tak berhenti di satu angka dalam dua belas bulan itu.                      Lalu Bagaimana dengan saya ? Mengapa seolah masih mengolah arah ? tak ada yang salah memang..tapi berjalan tanpa peta di sini rasanya sangat melelahkan untuk manusia yang serba terbatas seperti saya. Jalan – jalan yang telah direncanakan habis dimakan hujan tak ada papan petunjuk seperti dijalan tol bahkan lampu lalu lintas kebingungan untuk menentukan warnanya. Kata – kata yang dulu membakar tiba-tiba saja hilang dari akarnya.   Benar memang “Manusia bukan makhluk dengan super memori” kata rintik sedu disalah satu episoden...

HASTAG DARI IBU JARI (#)

#Opini Bimillahirrahmanirrahim, Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Semangat Pagi ! Salam Mahasiswa ! Teman-teman, media sosial merupakan wajah dari hak setiap individu untuk dapat berpendapat, berekspresi, berbagi setingkat tangga dunia. Sesederhana satu kata, satu bait, atau hanya sekedar satu tagar sungguh tak asing lagi jika kata yang terketik pada mesin ketik sederhana itu bisa dengan mudah langsung mewarnai kota sosial media, membuka pikiran seluruh dunia untuk dapat secara sepihak sepakat sependapat dalam satu peryataan yang seharusnya kita pertanyakan terlebih dahulu hakikatnya, tentu hal tersebut sebagai filter terhadap diri kita untuk dapat dengan sebaik mungkin mencerna tuntas informasi yang ada sebelum pada akhirnya menerima dan merepostnya . Ya..itulah fakta hebat dari dunia soaial media. Kita pun perlu berhati-hati dalam mengunggugah jangan sampai menimbulkan perpecahan, Teman..taukah? salah satu dari seorang aktivis dari kalangan fenimisme Yasmine ...

KEDAIKeju

Bismillahirramaniirahim, Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Semangat pagi, salam Mahasiswa ! Teman-teman saya ingin berbagi sedikit cerita mengenai “Kejujuran”. Bagaimana jika saya bertanya kepada teman2 mengenai “kejujuran”   ? Rangkainan huruf bermakna, yang luntur berangsur... ? Entah karena tertimbun atau sengaja ditimbun ? Tapi Ia masih ada dimana – mana ? , segala sudut kampus... jadi abadi di dinding-dinding beruntung atau di lembar soal membingungkan yang biasanya tertulis “kerjakan dengan jujur” setelah point berdoalah sebelum mengerjakan ujian. Bahkan menjadi alarm otomatis berulang yang disuarakan oleh dosen kita di jeda sebelum ujian memulai garis startnya. Membosankan bukan ?